Powered By Blogger

TERIMA KASIH TELAH MAU MAMPIR DI BLOG SAYA

Assalamu 'alaikum.......???

"Sesungguhnya Allah Ta'ala akan meminta pertanggung jawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaga kepemimpinannya atau melalaikannya, sehingga seorang laki-laki ditanya tentang anggota keluarganya".

saya Mochammad Afifuddin Al zawawy mengucapkan ahlan wasahlan bikhudurikum atas luang waktu anda untuk membuka dan membaca-baca nukilan mauidhoh hasanah dari para ustadz yang saya nukil di sini, smoga bermanfaat dan setelah membaca bisa menjadi acuan untuk semakin memantabkan keimanan dan ketakwa'an kita kepada alloh SWT. Amin
kritik, saran yang sopan dari anda selalu saya tunggu

thak'z

Wassalamu 'alaikum......!!!!

Laman

Mas Afief

Mas Afief
Biar jelek yang penting kan nampang to...

Selasa, 22 Juni 2010

CENTURY TICKETING

Melayani pembelian tiket pesawat secara online ke semua maskapai..........
semua penerbangan di seluruh indonesia

Selasa, 08 Juni 2010

Tokoh-tokoh Muslim Beberapa Disiplin Ilmu.

I.ILMU KEDOKTERAN.

a.Al-Rozi ( Rhases, 865 – 925 M ), menulis sekitar 200 jilid buku yang paling terkenal berjudul Al-Hawi tentang ilmu kedokteran. Raja Charles I memerintahkan untuk menterjemahkan Al-Hawi ke dalam Bahasa latin pada tahun 1279 M dg judul Liber Continens ( buku yang dapat dipakai untuk seluruh benua ). Sampai tahun 1542 M Al Hawi masih diterjemahkan dalam bahasa-bahasa Eropa . Tulisan Al-Razi tentang campak ( gabak, measles ) dan cacar ( small pox ) diterjemahkan dalam bahasa Inggris sudah 40 kali cetak ulang sampai tahun 1866 M.

b. Ali Abbas ( wafat 944 M ), menulis encyeclopedia kedokteran dengan judul Al-Kitab Al-Maliki yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan judul The Whole medical art. Terjemahan bahasa latin dengan judul Liber Regius.

c. Ibnu Sina ( Avicenna, 980 – 1037 M ). Bukunya Al-Qonun fit Thib ( Canon of Medicine ) diterjemahkan dalam berbagai bahasa Eropa. Buku ini menjadi buku induk mahasiswa kedikteran waktu itu. Buku ini tak henti-hentinya dibaca, dipelajari, diterjemahkan, diterbitkan, didiskusikan sampai abad ke-18 M. Selama 4 abad, Alqonun fit Thib adalah text book dari ilmu kedokteran Eropa. Bahkan sampai tahun 1930 masih diterjemahkan dalam bahasa Inggris dalam bentuk fragmen-fragmen. Beliau mendapat julukan Father of Doctors. Donald Campbell mengatakan : “ Eropa pada abad pertengahan memandang ilmu pengobatan Arab dengan rasa takut bercampur hormat dan Cordova dipandang dengan rasa kagum oleh orang-orang Eropa yang terpelajar. Sampai akhir abad ke-16, rencana pengajaran dalam ilmu pengobatan pada universitas-universitas Eropa membutuhkan pengetahuan tentang Canon Avicema ( Alqonun fit Thib ) “.

d. Ali bin Isa ( Jesu Haly ). Bukunya tentang ophthalmology menjadi text book di fakultas-fakultas kedokteran Eropa sampai tahun 1900 M.

e. Al-Hasan Ibnu Haytam ( Al-Hazen, lahir 965 M ), ahli matematika dan fisika. Salah satu bukunya tentang optics, menjadi pedoman sarjana-sarjana Eropa, diantaranya adalah Roger Bacon dan Johan Kepler. Al-Hazen sudah membahas tentang lensa sspheris dan lensa cylinder, tentang dioptri, focus, magnify, inversi gambar, spectrum cahaya, tentang gerhana dan sebagainya dengan analisa dan uraian matematis yang akurat. Kacamata, lensa untuk microscope dan lensa telescope adalah hasil pemikiran Al-Hazen.

f. Ibnu Rusd ( avenrroes wafat 1198 M ). Ahli filsafat yang mengantarkan Eropa ke pintu gerbang Renaisance. Buku kedokterannya “ Kulliyat Fitthib “, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Colliget dan dalam bahasa Inggris dengan judul General Rulles of Medicine.

Demikian pula sederet nama-nama penting, misalnya Al-Biruni, Ibnu Zuhr, Al-Baytar, Ali Ibnu Ridwan, Abul Cassis, Jabir dll.

Prof Charles Singer berkomentar : “ Ilmu anatomi dan ilmu kedokteran yang sebenarnya tidak ada. Ilmu mengenal penyakit, dipergunakan dengan cara yang bukan-bukan, dengan jengkalan jari. Orang hanya menggunakan tumbuh-2an dan menjadi tukang jual obat. Tahayul adalah masuk salah satu obat-obatan. Obat2-an terdiri dari kumpulan ramu-ramuan, diperkuat dengan mantera. Ilmu pengetahuan yang menjadi urat nadi ilmu pengobatan, sama sekali tidak ada. Ilmu kedokteran Eropa adalah pelajaran yang diperoleh dari orang Islam. “ *)

Dr. Max Mayerhof mengatakan : “ Kedokteran Islam dan Ilmu pengetahuan umumnya, menyinari matahari Hellenisme hingga pudar cahanya. Kemudian, ilmu Islam menjadi bulan di malam gelap Eropa abad pertengahan. Cahaaaya bulan ditaburi cahaya bintang dimalam gelap Eropa iiitu mengantar ke jalan Renaisance. Karena itulah Islam menjadi biang gerak besar, yang dipunyai Eropa sekarang. Dengan demikian, pantas kita menyatakan Islam harus tetap bersama kita.”*)

Rom Landau mengatakan : “ Sekolah-sekolah tinggi kedokteran yang terpenting di Eropa belum tentu dilahirkan, jika tidak karena dorongan ilmu pengetahuan Arab. Ketika sekolah-sekolah tinggi yang seperti itu didirikan di Paris ( 1110 M ), Bologna ( 1113 M ), Montpellier ( 1181 M ), Padua ( 1222 M ) dan Naples ( 1224 M ), rencana pengajarannya seluruhnya dikuasai oleh ilmu pengobatan Arab ( Muslim ) “.

II. ILMU MATEMATIKA

a. Al-Khawarismi

Algorithm ( Logaritma ) adalah berasal dari Al-Khawarismi. Karangan Khawarismi dianggap dasar asasi bagi matematika yang kita kenal dewasa ini. Beliaulah yang menemukan aljabar. Kitabnya yang berjudul Hisabaljabarwal Muqabalah ( The Mathematic of integration and equation ) adalah buku pertama/tertua dibidang aljabar. Gerad of Cremona menterjemahkan buku ini dan memasukkan aljabar ke Eropa hingga menjadi referensi utama bidang aljabar pada universitas-universitas Eropa sampai abad XVI. Dia menemuka angka “nol” yang dengan angka itu matematika dan ilmu pengetahuan alam lainnya dimungkinkan untuk bergerak melaju dengan pesat. Tanpa angka nol, ilmu pengetahuan dan peradaban akan sangat sulit untuk maju. Dua setengah abad sesudah bangsa-bangsa Arab menggunakan angka nol, barulah bangsa-bangsa Barat menggunakannya.

b. AlBattani ( 858 – 929 M )

Beliau penemu “Trigonometri” Prof. Carra de Vaux menyatakan : “ Teori ini sudah lebih jauh dari apa yang didapat ahli bintang Yunani “*) . Teori Al-Battani-lah yang mengatarkan kita ke abad ilmu pengetahuan modern sekarang.

c. Abul Wafa ( 940 – 998 M )

Abul Wafa yang pertama menemukan rumus Sinus, Tangens, Cotangens, Secans dan Cosecans. Beliau menyempurnakan teori trigonometri dari Al-Battani.
Prof. Carra de Vaux menyatakan pula : “ Selama dua abad belakangan ini, bentuk akhir teori Abul Wafa telah kita peroleh. Dengan inilah kita sekarang membentuk peradaban kita. Pendapat-pendapat yang telah menciptakan dan membuat jalan baru ini, sebenarnyalah orang-orang yang mempunyai otak maha perkasa, baik dalam ilmu filsafat, pengetahuan umum, maupun dalam pengetahuan rohani dan ilmu alam “ .*).

Selain tiga tokoh peletak dasar –dasar matematika tersebut, perlu dicatat pula tokoh-tokoh lainnya, seperti : Omar al-Khayyam, Tsabit bin Qurro, Abu Jakfar al-Khurasani, Jaber, Al-Farghoni ( Al-Fraganus ), Banu Musa, Alzarkali ( Alzachel ), Nasiruddin Tusi dan lain-lain. Tokoh-tokoh ini selain sebagai para ahli pendahulu dibidang matematika, aljabar, trigonometry, geometry, ilmu ukur analitis dan sebagainya, merekapun ahli-ahli astronomi ( sebagian mempunyai observatorium sendiri ). Sebagai kesimpulan, Prof Carra de Vaux menyatakan : “ Sebenarnya, orang Islam telah memperoleh kemajuan pesat dalam lapangan ilmu pengetahuan. Mereka mengajar kita berhitung, sehingga kita dapat berhitung. Mereka mendapat ilmu aljabar dan ilmu pasti. Mereka memacu dan melanjutkannya, sehingga diperolehnya pula ilmu ukur analytic. Tidak ada pertikaian faham, merekalah pertama kali mendapat ilmu Planimetri dan trigonometry. Ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui orang Yunani sebelumnya. “*)

*) Kultur Islam, cetakan I, 1964, oleh dr Oemar Amin Husin.


III. ILMU FILSAFAT

a. Ibnu Sina ( 980 – 1037 M )

Selain mendapat julukan father of doctors, beliau juga diakui sebagai seorang filsuf besar yang amat berpengaruh. Selain Al-qonum Fitthib yang sangat dikenal, karya tulis beliau yang berjudul : “ As-Syifaa “, merupakan encyclopedia besar tentang ilmu kedokteran, filsafat dan ilmu pasti. As-Sifaa terdiri dari 18 jilid dan masih dicetak di Leiden sampai tahun 1982 M. Pengaruh Ibnu Sina ( Avicenna ) sangat besar dikalangan para filsuf barat. Dante meletakkan Ibnu Sina sdi satu kedudukan antara Hipocrates dan Galenus. Scalinger berpendapat, bahwa Ibnu Sina adalah tandingan Galenus dalam ilmu kkedokteran dan melebihinya dalam ilmu filsafat.

“ Sejak awal abat 13, pengajaran di Universita Paris dipengaruhi oleh karya-karya filsafat yang baru ditemukan. Dari pihak gereja beberapa kali dilarang untuk membahas karya-karya Aristoteles ( yang diperkenalkan oleh filsif-filsuf Muslim ) dalam kuliah. Tapi larangan ini tidak dapat menghindarkan bahwa pengaruh Aristoteles dan filsuf Arab semakin bertambah. Perkembangan yang sama terdapat juga di Universitas Oxford “. Demikian Dr. Kees Bertens dalam “Ringkasan Sejarah Filsafat, yayasan Kanisius edisi II, 1979, hal. 33.

b. Al-Rusyd ( Averoes, benroyst, liverays, 1126 – 1198 )

Filsuf dan dokter kelahiran cordova ini nama lengkapnya adalah Abul Walid Muhammad bin Ahmad Ibnu Rusyd. Beliaulah penganalisa dan pengulas filsafat Aristoteles yang paling mendalam hingga dijuluki “Sang Komentator “. Komentar-2 nya sangat dihargai dalam dunia Skolastik dikemudian hari dan digunakan secara intensif.Oleh karenanya dalam dunia skolastik waktu abad pertengahan Ibnu Rusyd biasanya diberi gelar “ Sang Komentator “. Dr. Kees Bertens : “ Aliran filsafatnya yang disebut Averoisme telah mengantarkan Eropa ke pintu gernag Renaissance. Alam pikiran seluruh universitas di Eropa terpengaruh oleh Averoisme karena mmereka mempelajari filsafat Aristoteles atas dasar komentar, tafsiran dan analisa dari Ibnu Rusyd “. Dr Philips mengatakan : “ Barat bersandar dalam banyak keadaan kepada terjemahan Latin yang disalin dari bahasa Hebrew. Dan terjemahan inipun disalin pula dari ulasan bahasa Arab atas terjemahan yang ada, yang tadinya disalin pula dari bahasa Suryani. Salinan kedalam bahasa Suryani diambil dari bahasa Yunani. Tetapi sekalipun demikian, ahli filsafat Masehi telah terpengaruh dengan Aristo dan Ibnu Rusyd lebih daripada pengaruhnya pengarang-pengarang lain. Filsafat Ibnu Rusyd senantiasa berkuasa atas alam pikiran dari mulai akhir abad XII sampai akhir abad XVI.
Pengikut gereja segaja kembali kepada tulisan-tulisan Ibnu Rusyd. Tetapi mereka membuang dari ajaran-ajaran itu apa yang tidak mereka sukai menurut pendapat mereka. Kmudian setelah pembersihan itu, barulah mereka jadikan pelajaran di Universitas2dan perguruan2 tinggi di Eropa.” **)

Dalam pada itu Renan berkata : “ Filsafat Ibnu Rusyd itu adalah satu filsafat resmi yang semua para intelek di Italia berhutang budi kepadanya. Telah jelas bahwa pikiran-pikiran Ibnu Rusyd senantiasa mempunyai pengaruh diatas alam pikiran Eropa sepanjang masa empat abad lamanya. Dan ia telah meletakkan dasar azasi bagi kebangkitan Eropa “.**)

Ket : **) MM Sharif, Muslim thought, its origin and achievement, terjemahan Prof. Fuad M. Fachrudin, Alam Pikiran Islam, hal, 161.
c. Al-Ghozali ( 1058 – 1109 M )

Beliau digelari sebagai Hujjatul Islam. Al-Ghozali seorang ahli fiqih, filsuf dan ahli tasawuf. Terdapat 70 buah karanagn beliau yang menyangkut bidang fiqih, filsafat dan tassawuf yang banyak diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa Latin, Perancis, Inggris, Jerman. Filsafat Al-Ghozali lebih banyak bertentangan dengan aliran filsafat masa itu. Bukunya Tahafutul Falasifa, banyak diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa Eropa dan dipergunakan oleh kaum gereja/Kristen sebagai bahan dan resensi utama dalam mempertahankan diri dari arus gelombang filsafat Averroisme yang menguasai alam pikiran Eropa pada waktu itu.

Adapun di Timur, terutama Indonesia, sampai saat ini hampir tidak ada seorang Muslim yang terpelajar yang belum kenal dengan Ihya’Al-Ghozali ( Ihya Ulumiddin ) atau bagian-bagiannya. Alam pikiran Al-Ghozali sangat dominan mempengaruhi alam pikiran sebagian besar pemimpin umat/ulama.

d. Ibnu Khaldun ( 1332 – 1406 M )

Beliau adalah konseptor pertama historiografi dan filsafat sejarah . Ibnu Khaldun memandang sejarah tidak hanya kumpulan kisah secara kkronologis yang fakta sejarahnya sering dicemari oleh sibjektivitas dan khayalan pengarangnya. Ibnu Khaldun meneliti sejarah dengan kaidah-kaidah yang bersifat obyektif ilmiah dalam pengumpulan fakta, pengamatan fakta, pengujian dan analisa fakta serta interaction antara fakta-kakta, perilaku social/kemasayrakatan, tradisi-tradisi dan lingkungan alamiah, kemudian menyimpulkannya secara logical induktif. Muqodimah Ibnu Khaldun sangat dikenal dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Jerman dan Perancis. Terjemahan bahasa Inggris terbaru dilakukan oleh Prof Frans Rosenthal dari Yale University ( 1958 ). Muqodimah sebagai suatu introduksi lebih popular daripada judul bukunya yang panjang dan disingkat Al’ibar sebanyak tujuh jilid.

e. Bersama filsuf lain yang lain misalnya, Al-Kindi ( Alchenddius 873 M ), Al-Farabi ( Al Farabius 950 M ), Ibnu Maskawaih ( 1030 M ), Ibnu Al-Haitam ( Al Hazen 1039 M ), Ibnu Bajah ( Avenpace 1138 M ), MM Syarif dalam bukunya “ A History of Muslim Philosophy, book two, Cahpter LXVIII, Influence of muslim thought on the west, Wiesbaden 1966, hal 1349, dengan data-data authentic memberikan uraian dan analisa panjang lebar serta membuat resume sebagai berikut :

Pemikiran Failasuf-failasuf Muslim mempengaruhi alam pikiran barat dalam beberapa jalan/bentuk :
1.Dimulainya gerakan-gerakan kemanusiaan
2.Memperkenalkan ilmu sejarah
3.Memperkenalkan metode-metode ilmiah
4.Membantu para cendekiawan barat untuk menemukan harmonisasi antara filsafat dengan keimanan
5.Merangsang gerakan mistik barat
6.Meletakkan dasar-dasar renaissance Italy dan dalam tingkat tertentu membentuk alam pikiran barat modern sampai masa Immanuel Kant, dalam beberapa hal tertentu sampai sesudahnya.


IV. ILMU-ILMU TEKNIK, ARSITEKTUR, ASTRONOMI, KIMIA, SOSIOLOGI

Ilmu-ilmu Teknik, arsitektur, astronomi, kimia, sosiologi dan sebagainya tidak ( red : belum ) dapat dikemukakan karena memerlukan buku tersendiri yang lebih besar. Namun akan dikutipkan dari bahasan para sarjana yang berwenang.
- Stephen Briffault dalam bukunya The maaaking of Humanity, London, 1928, hal 190 mengatakan sb :
“ Walaupun pengaruh yang menentukan dari kebudayaan Islam terhadap pertumbuhan Eropa tidak hanya dapat dilacak dari satu aspek tunggal, namun ilmu pengetahuan alam dan semangat ilmiah adalah aspek yang begitu nyata dan penting pengaruhnya dalam pembentukan kekuatan, yang membentuk puncak kemampuan tertentu dari dunia modern dan menjadi sumber utama dari keunggulannya, di mana hal ini tidak berlangsung dinegeri manapun ( red : di-luar Eropa ).”

- Prof. Slamet Iman Santoso, menguraikan dalam bukunya “ Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan “ 1977 – hal 64 sbb :
“ Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam hal ilmu pengetahuan, jasa para sarjana zaman Islam adalah sebagai berikut :
1.Menterjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebar luaskannya sedemikian rupa, sehingga pengetahuan ini menjadi dasar perkembangan kemajuan di dunia barat hingga saat ini.
2. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, ilmu obat-2an, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan tumbuh-2an. Dalam lapangan tsb mereka mengikuti dasar pemikiran yang diwariskan oleh bangsa Yunani.
3. Menegaskan system decimal dan dasar2 aljabar. Dalam hal ini sumbangan para sarjana dari zaman Islam lebih maju daripada para pendahulunya di zaman Yunani.


Herbert A. Davies, dalam bukunya “ An Outline History of the world “ Oxford University Press, 1969, menulis sebagai berikut :
“ Mereka ( orang-2 Muslim ) mendirikan universitas-universitas besar yang selama beberapa abad melebihi apa yang dijumpai oleh Eropa Kristen. Universitas-universitas di Baghdad, Cairo dan Cordova khususnya termashur. Universitas Al-Qohiroh punya mahasiswa sebanyak 12000 orang. Perpustakaan2 besar dibangun, beberapa buah diantaranya berisi beratus ribu jilid buku yang semuanya terdaftar dan tersusun rapi. Banyak orang Kristen yang belajar pada universitas Cordova membawa ilmu dan kebudayaan kenegeri-negeri asal mereka serta pengaruh Universitas Spanyol atas universitas Oxford dan universitas2 yang mereka bangun di Italia Utara tentunya besar. Salah seorang mahasiswa Kristen yang paling termashur pada universitas Kurthubah ( Cordova ) adalah Gilbert, kemudian hari Paus Sylvester II, yang berbuat banyak untuk memperkenalkan ilmu pasti kepada Eropa. Selain itu Herbert A. Davies juga bekomentar :
“Dunia ilmu pengetahuan banyak berhutang budi kepada kaum Muslimin. Barangkali merekalah yang menemukan apa yang disebut angka-angka Arab ( system desimal ); aljabar secara practical ciptaan mereka;mereka memajuka ilmu ukur ssudut, optika dan ilmu bintang. Merekalah yang menemukan lonceng gantung ( pendulum ); dan dibidang pengobatan mereka telah mencapai kemajuan isstimewa, mereka menyelidiki ilmu faal dan ilmu kesehatan, mereka melakukan pembedahan-pembedahan tersulit yang pernah diketahui ) red : pada zaman itu );mereka telah mengetahui cara membius;serta beberapa cara mereka mengobati orang2 sakit sampai sekarang masih dipakai. Ketika di Eropa secara praktikal gereja melarang praktek pengobatan, ketika upacara agama seperti mengusir setan-setan, reka-rekaan dianggap sebagai penyembuhan bagi penyakit-penyakit, ketika tukang-tukang obat palsu dan badut-badut amat banyaknya, dikala itu kaum Muslimin telah mempunyai ilmu kedokteran yang sesungguhnya.”

Demikian gambaran umum dari semangat umat Islam ( tempo dulu, abad VII sampai abad XIV ) dibidang ilmu pengetahuan serta posisi dan peran mereka yang mendasar dalam mengembangkan peradaban manusia. Begitulan secara sekilas gambaran dari salah satu segi apa yang disebut “Zaman Keemasan Islam”. Mereka berhasil memainkan peran spektakuler tersebut karena merak melaksanakan petunjuk-petunjuk serta berpegang teguh kepada ajaran Al-Qur’an yang mereka pahami dan hayati dengan seutuhnya. Jiwa dan semangat Al-Qur’an ( beserta sunnah Rosulnya ) itu yang mereka baca dibibir, mereka baca dihati, mereka jalankan dalam action tangan dan kaki serta memenuhi alam pikiran mereka, telah mmembawa mereka maju dan memimpin peradaban manusia. ( Dikutip dari buku : “ Kedudukan Ilmu Dalam Islam “ oleh Dr. H. Muhammad Th. ).

PEMUDA YANG MEWAKILI SEBUAH UMMAT

Masyarakat muslim cukup unik binaan strukturnya. Islam mendidik individu-individunya agar setiap orang daripada mereka menjadi satu unit yang lengkap lagi melengkapi. Dia seumpama batu-bata yang teguh, disusun bersama batu bata yang lain dalam binaan yang besar. Proses ini bermula sejak pembentukan masyarakat Islam
pertama di bawah petunjuk Nabawi. Antara seruan pertama Islam ialah sabda Rasul s.a.w (yang bermaksud):
“Allah memberi hidayah melalui kamu seorang lelaki lebih baik bagi kamu daripada unta Humr an-Ni’am (jenis unta yang paling tinggi nilainya)” [Muttafaq ‘alaih)
Semenjak saat itu, setiap individu daripada generasi awal Islam memikul fikrah Islamiah dan aqidah yang
murni dalam pemikiran mereka, begitu juga keimanan yang mendalam dan mantap di dalam jiwa-jiwa mereka.
Sehingga ianya terserlah dalam kata-kata, tingkah laku dan gerak diam mereka.
Setiap individu di kalangan mereka seolah-olah membentuk sebuah umat. Sebagaimana sabda Nabi s.a.w terhadap peribadi Abu ‘Ubaidah al-Jarrah:
“Dia diutuskan sebagai sebuah umat”
Khalid al-Walid di medan perang mewakili sebuah umat. Beliau bertanggungjawab melemah dan menumbangkan Rom di tanah Arab.
‘Abdul Rahman bin ‘Auf di dalam bidang ekonomi mewakili sebuah umat. Dialah yang berperanan memecahkan monopoli Yahudi di Madinah yang sekian lama sebelumnya menguasai kegiatan ekonomi Madinah.
‘Umar al-Khattab dalam soal keadilan mewakili sebuah umat. Lorong-lorong Madinah dijelajahinya untuk menangani permasalahan rakyat. Gabenor dan penguasa dihimpun setiap tahun untuk dikaji siasat. Perhimpunan haji saban tahun dijadikan tele-aduan umat.
Mus’ab bin ‘Umair pula dalam usaha da’wah mewakili sebuah umat. Tiada satu rumah di Madinah melainkan dimasuki sinar da’wah Islamiah dan petunjuk al-Quran.
Mu’az bin Jabal dalam soal halal haram mewakili sebuah umat. Zaid bin Thabit dalam soal hukum hakam pusaka mewakili sebuah umat. Banyak dan banyak lagi contoh individu di kalangan mereka yang sedemikian.
Benarlah kata-kata Abu Bakar as-Siddiq yang menyifatkan:
"La Yuhzamu Jayshun Fihi Al-Qa’Qa Ibn Amr - Sawtu Al-Qa’Qa Fil Ma’arakati Ya’dulu Alfa Rajulan"
“Takkan terkalahkan tentera didalamnya ada al-Qa’qa ibn Amr, Suara Qa’qa’ di medan perang menyamai seribu pahlawan”.
Bukankah beliau mampu menyusun kembali tentera muslimin yang kucar kacir, menaikkan semangat juang mereka, mengacau bilaukan musuh, mencari titik kelemahan mereka dan lain-lain lagi.
Sewaktu pembukaan Mesir oleh tentera Islam di bawah Amr al-’As, Umar al-Khattab telah mengirim 4 ribu tentera sebagai tambahan. Pasukan tambahan tentera ini disertai oleh Zubair al-’Awwam, Miqdad bin Amr, Ubadah bin Shamit dan Muslimah bin Mukhlid, yang dikatakan setiap orang bernilai lebih dari seribu orang. Saydina Umar memberi amanat kepada Amr bin al-’As, "Kamu harus tahu bahawa kamu mempunyai 12 ribu tentera, dan 12 ribu tentera tidak akan dikalahkan disebabkan bilangan mereka". Dan berlakulah pembukaan Mesir yang agung di dalam sejarah Islam.
Setiap seorang daripada mereka hanyalah seorang individu, tetapi dengan tekad kemahuan serta amal kerja, dia seolah-olah sebuah umat, mengubah wajah sejarah dengan usahanya itu. Sebagaimana yang dikatakan:
“Amal praktik seorang lelaki di kalangan seribu lelaki lebih baik daripada kata-kata seribu lelaki kepada seorang lelaki”.
Mereka berusaha seolah-olah tiada sesiapa di sekelilingnya yang turut bekerja bersamanya.
Seolah-olah dia ingin memulakan binaan Islam dengan tangannya dan menyempurnakannya dengan tulang empat keratnya.
Kesungguhan inilah yang didapati oleh ‘Umar al-Khattab di kalangan tenteranya. Beliau berkata:
“Sungguh mengkagumkan aku, panglima perang yang jika kamu melihatnya, kamu menyangkanya seorang tentera bawahan yang patuh. Mengkagumkan aku juga, tentera bawahan yang jika kamu menyaksikannya, kamu menyangkanya seorang panglima berkaliber”.
Lantaran ini, mereka telah merubah sejarah dunia, memimpin dan membinanya dengan baik.
Tiada seorang pun di kalangan mereka yang memperkecilkan dirinya atau apa yang dilakukannya. Mereka amat memahami sabda Rasulullah s.a.w:
“Sampaikan daripada aku walaupun sepotong ayat”
[Diriwayatkan oleh al-Bukhari]
Amal kerja dan sumbangan mereka tidak terhenti di satu tahap, bahkan ke penghujung nafas yang terakhir. Lihatlah Abu Ayyub al-Ansori yang mati syahid di pinggir pagar kota Konstantinople dalam usianya 80 tahun. Pada saat kematiannya, dia tidak menghentikan sumbangannya kepada Islam, bahkan menyampaikan kepada muslimin sebuah hadis yang pernah didengarnya daripada Nabi s.a.w:
“Sekiranya Kiamat berlaku sedangkan di tangan salah seorang daripada kamu anak pokok, maka tanamkanlah ia”
[Diriwayatkan oleh Ahmad]
Nilai dan sikap ini satu fenomena biasa di dalam masyarakat muslim pada sepanjang zaman. Setiap individunya menjadi batu-bata kepada binaan Islam yang agung. Mereka saling memperkukuhkan yang lain dalam segenap bidang dan lapangan. Hasil usaha mereka yang gigih, sesiapa yang melihat binaan Islam akan berkata: Alangkah indahnya! Alangkah hebatnya Islam!
Dengan penuh tawadhu’ dan ikhlas, mereka tidak rela diri mereka hidup dengan kehidupan haiwan yang didambakan oleh mereka yang kufur kepada Allah.
“Dan orang-orang yang kafir berseronok dan makan seperti binatang ternakan makan. Nerakalah tempat mereka” [Muhammad: 12]
Mereka tidak akan duduk berpeluk tubuh melihat sekeliling tanpa melakukan sesuatu. Akan tetapi mereka mengangkat slogan Nabi s.a.w:
“Orang mukmin kepada mukmin yang lain seperti satu binaan yang saling kuat menguat satu sama lain”
[Muttafaq ‘alaih]
Lantaran itu kita dapat lihat Ibnu al-Haitham, Ibnu al-Nafis dan Ibnu Rusyd saling lengkap melengkapi
kepakaran mereka. Setiap seorang daripada mereka saling menguatkan yang lain untuk meninggikan binaan
Islam.
Akan tetapi pada zaman yang semakin kabur ghayah, bercampur aduknya visi hidup serta bersimpang siurnya misi masyarakat, pada saat yang sama binaan Islam semakin goyah dan rapuh, siapakah yang ingin mewakili umat mengembalikan binaannya yang agung?
Siapakah yang akan mewakili umat mengembalikan manusia kepada Tuhannya, memerdekakan mereka daripada belenggu syahwat, hawa dan material?
Siapakah yang akan mewakili umat menyelamatkan mereka daripada kejahilan?
Siapakah yang akan mewakili umat mempamer keindahan kesyumulan Islam dan membongkar wajah hodoh sekular?
Siapakah yang akan mewakili umat mengembali martabat syari’at serta menumbang kezaliman hukum manusia?
Siapakah yang akan mewakili umat menyekat ancaman serangan Zionis dan Salibi Antarabangsa?
Siapakah yang akan mewakili umat memecah monopoli Yahudi dan US, menyediakan barangan alternative kepada barangan mereka?
Siapa? Siapa? Siapa?
Pastikan kita!!!

Senin, 07 Juni 2010

Ahwalul Muslimin Al Yaum Ust. M Ihsan Arliansyah Tanjung

Tema ini adalah suatu upaya untuk menggambarkan akan keadaan dunia Islam kontemporer (saat ini) dengan segala kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Kondisi umat Islam saat ini penuh dengan kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas intelektual dan problematika moral.
Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al Jahlu)
Kelemahan umat Islam yang terkait dengan kapasitas intelektual meliputi:

§ Dho'fut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan)
Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal (pengkaderan) sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan juga pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan mustahil melahirkan anasir-anasir dalam nadhatul umat (kebangkitan umat).

§ Dho'fut Tsaqofah (lemah dalam ilmu pengetahuan)
Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi umat Islam terasa tertinggal bila dibandingkan umat yang lainnya, ini disebabkan karena wawasan umat Islam yang sempit dan terbatas juga lemah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ini disebabkan kemauan umat untuk menuntut ilmu sangat rendah.

§ Dho'fut Takhthith (lemah dalam perencanaan-perencanaan)
Umat Islam sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas. Rencana perjuangannya penuh dengan misteri. Hal tersebut disebabkan umat Islam tidak diproduk dari pembinaan-pembinaan yang baik dan tidak memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang memadai.

§ Dho'fut Tanjim (lemah dalam pengorganisasian)
Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan yang mengibarkan bendera kebathilan, mereka membangun pengorganisasian yang solid sementara umat Islam lemah dalam pengorganisasian sehingga kebathilan akn diatas angin sedangkan umat Islam akan menjadi pihak yang kalah. Sesuai perkataan khalifah Ali ra "Kebenaran tanpa sistem yang baik akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisasi dengan baik".

§ Dho'ful Amniyah (lemah dalam keamanan)
Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan kekayaan baik moril dan materil sehingga negeri-negeri muslim yang kaya akan sumber daya alam dirampok oleh negeri-negeri non muslim. Begitu pula dengan Iman, umat lslam tidak lagi menjaganya tidak ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi yang memadai.

§ Dho'fut Tanfidz (lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri)
Umat Islam dewasa ini tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak mensyukurinya. Jika umat Islam mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk syukur itu akan muncul kuatut tanfidz yaitu kekuatan untuk memobilisir diri dan sekarang umat Islam lemah sekali dalam memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas.

Kelemahan dalam problematika moral (Maradun Nafs)

Kelemahan-kelemahan dalam problematika moral yang terjadi pada umat Islam sekarang yaitu:

• Adamus Saja'ah (hilangnya keberanian)
Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip laa marhuba illalah (tiada yang ditakuti selain Allah) sehingga tidak memiliki keberanian seperti orang-orang terdahulu yakni Rasulullah dan para sahabatnya yang terkenal pemberani. Sekarang ini umat Islam mengalami penyakit Al Juban (pengecut). Rasa takut dan berani itu berbanding terbalik sehingga jika seorang umat Islam takut kepada Allah maka ia akan berani kepada selain Allah tetapi sebaliknya jika ia takut kepada selain Allah maka ia akan berani menentang aturan-aturan Allah SWT.

• Adamus Sabat (hilangnya sikap teguh pendirian)
Umat Islam mulai memperlihatkan mudah mengalami penyimpangan-penyimpangan dan perjalanan hidupnya karena disebabkan oleh :
1. termakan oleh rayuan-rayuan
2. terserang oleh intimidasi atau teror-teror.
Salah satu illutrasi hilangnya sabat (keteguhan) ini adalah prinsif-prinsif hidup kaum muslimin tidak lagi dipegang hanya sering diucapkan tanpa dipraktekan. Sebagai contoh Islam mengajarkan kebersihan sebagian dari Iman tetapi di negari-negeri kaum muslim kondisinya tidak bersih menjadi pemandangan pada umumnya.

• Adamut Dzikriyah (hilangnya semangat untuk mengingat Allah)
Dalam Islam lupa diri sebab utamanya ialah karena lupa kepad Allah. Umat Islam dzikirullah-nya lemah maka mereka kehilangan identitas mereka sendiri sebagai Al Muslimum. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al Hasyr ayat 19 "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik".

• Adamus Sabr (hilangnya kesabaran)
Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling pokok bagi keberhasilan seorang muslim, sesuai firman Allah Qs.2:153 "Hai orang-orang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar".
Kesabaran meliputi:
1. Ashabru bitha'at (sabar dalam ketaatan)
2. Ashabru indal mushibah (ketaatan ketika tertimpa musibah)
3. Ashabru anil ma'siat (sabar ketika menghadapi maksiat)
Sebagai umat Islam harus memiliki kesabaran ketiganya.

• Adamul Ikhlas (hilangnya makna ikhlas)
Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya melakukan sesuatu tanpa perasaan terpaksa padahal bisa saja orang itu ikhlas walaupun ada perasaan terpaksa. Contohnya pada seseorang yang melakukan shalat subuh yang baru saja jaga malam sehingga sanat terasa kantuk tetapi karena shalat adalah suatu kewajiban perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya dsb.

• Adamul Iltizam (hilangnya komitmen)
Dewasa ini kaum muslimin kebanyakan tidak istiqomah berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak sepenuhnya sadar bahwa Islam harus menjadi pengikat utama dalam hidupnya sehingga mereka banyak menggunakan isme-isme yang lain.

Syurut Qobulu Syahadatain

Sebagai seorang mukmin berusaha untuk menjaga syahadat kita dari futur dan melemah. Untuk itu kita perlu mengetahui bagaimana syahadat diterima atau ditolak. Untuk diterimanya syahadat kita maka diperlukan beberapa persediaan misalnya ilmu, yakin, ikhlas, shidqu, mahabah, qobul dan amal nyata. Juga kita perlu menolak kebodohan terhadap syahadat, keraguan, kemusyrikan, dusta, kebencian, penolakan dan tidak beramal.
1. Ilmu yang menolak kebodohan
Sarahan
• Seorang yang bersyahadah mesti memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Ia wajib memahami erti dua kalimat ini serta bersedia menerima hasil ucapannya. Orang yang jahil tentang makna syahadatain tidak mungkin dapat mengamalkannya.
Dalil
• 47:19, kewajiban mempelajari laa ilaha illaLlah
• 3:18, mereka yang bersyahadat adalah Allah, Malaikat, dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang beriman).
2.Yakin yang menolak keraguan
Sarahan
• Seorang yang bersyahadat mesti meyakini ucapannya sebagai suatu yang diimaninya dengan sepenuh hati tanpa keraguan. Yakin membawa seseorang pada istiqomah, manakala ragu-ragu pula menimbulkan kemunafiqan.
Dalil
• 49:15, Iman yang benar tidak bercampur dengan keraguan
• 32:24, yakin menjadikan seseorang terpimpin dalam hidayah
• 2:1-5, di antara ciri mukmin adalah tidak ragu dengan kitabuLlah dan yakin terhadap hari akhir.
3.Ikhlas yang menolak kemusyrikan
Sarahan
• Ucapan syahadat mesti diiringi dengan niat yang ikhlas lillahi ta'ala. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima Allah. Ikhlas dalam bersyahadat merupakan dasar yang paling kukuh dalam pelaksanaan syahadat.
Dalil
• 98:5, 39:11, 14, syahadat merupakan ibadah, kerananya dilakukan dengan ikhlas.
• 39:65, kemusyrikan menghapus amal, 18:110, ibadah yang tidak ikhlas, tidak diterima.
4.Shidqu (benar) yang menolak dusta
Sarahan
• Dalam pernyataan syahadat muslim wajib membenarkan tanpa dicampuri sedikitpun dusta (bohong). Benar adalah landasan iman, sedangkan dusta landasan kufur. Sikap shidiq akan menimbulkan ketaatan dan amanah. Sedangkan dusta menimbulkan kemaksiatan dan pengkhianatan.
Dalil
• 39:33, ciri-ciri taqwa adalah sikap shidiq, 33:23-24, orang yang benar akan terbukti dalam medan jihad dan Allah membalas mereka, sedangkan orang-orang munafiq akan mendapat seksa.
• 2:8-10, ciri nifaq adalah dusta. 29:2-3, kebenaran dan kemunafikan diuji melalui cobaan.
• Hadits, sikap benar mengajak kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke syurga. Sifat dusta mengajak kepada keburukan dan keburukan membawa ke neraka.
• Hadits, tinggalkanlah yang meragukanmu, sesungguhnya benar itu menenangkan (hati) sedangkan dusta itu meragu-ragukan.
5.Mahabah yang menolak kebencian
Sarahan
• Dalam menyatakan syahadat ia mendasarkan pernyataannya dengan cinta. Cinta ialah rasa suka yang melapangkan dada. Ia merupakan ruh dari ibadah, sedangkan syahadatain merupakan ibadah yang paling utama. Dengan rasa cinta ini segala beban akan terasa ringan, tuntutan syahadatain akan dapat dilaksanakan dengan mudah.
Dalil
• 2:165, cinta kepada Allah yang teramat sangat merupakan sifat utama orang beriman.
• Hadits, sabda RasuluLlah "ada tiga perkara yang apabila ketiganya terdapat dalam diri seseorang, ia akan merasakan manisnya iman.
• 9:24, mukmin mendahulukan kecintaan kepada Allah, rasul dan jihad dari kecintaan terhadap yang lain.
6.Menerima, yang jauh dari penolakan
Sarahan
• Muslim secara mutlak menerima nilai-nilai serta kandungan isi syahdatain. Tidak ada keberatan dan tanpa rasa terpaksa sedikitpun. Baginya tidak ada pilihan lain kecuali kitabuLlah dan sunnah rasul. Ia sentiasa siap untuk mendengar, tunduk, patuh dan taat terhadap perintah Allah dan RasulNya.
Dalil
• 4:65, Mukmin adalah mereka yang bertahkim (berhukum) kepada Rasul Allah dalam seluruh persoalannya kemudian ia menerima secara total keputusan Rasul, tanpa ragu-ragu dan kebenaran sedikitpun.
• 33:36, 28:68, ciri orang mukmin ialah menerima ketentuan dan perintah Allah tanpa keberatan dan pilihan lain.
• 24:51, ciri mukmin ialah mendengar dan taat terhadap Allah dan Rasul dalam seluruh masalah hidup mereka.
7.Pelaksanaan yang jauh dari sikap statik atau diam
Sarahan
• Syahadatain hanya dapat dilaksanakan apabila diwujudkan dalam amal yang nyata. Maka muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam yang menjadi aplikasi syahadatain. Ia menentukan agar hukum dan undang-undang Allah berlaku pada diri, keluarga mahupun masyarakatnya.
Dalil
• 9:105, perintah Allah untuk bekerja di jalanNya dengan perhitungan nilai kerja itu di sisi Allah.
• 16:97, orang yang bekerja akan mendapat kehidupan yang baik dan syurga Allah.
Ringkasan Dalil
Syarat diterima syahadat :
• Ilmu (47:19. 3:18, 43:86)
• Yakin (49:15)
• Ikhlas (98:5, 18:110)
• Membenarkan (2:8-9, 33:23-24)
• Cinta (2:165, 8:2)
• Menerima (4:65)
• Melaksanakan (24:51,56, 31:22)
• Redha (76:31)

Minggu, 06 Juni 2010

Kalimatullah Hiyal Ulya

Sinopsis

Kalimah Allah adalah yang paling tinggi. Islam sebagai dien mempunyai konsep yang jelas, lengkap dan dapat dibuktikan kebenarannya. Sedangkan konsep atau sistem selain Islam adalah buatan manusia yang tidak lengkap, tidak jelas dan bersifat berubah atau sementara. Konsep Islam dilandasi oleh syahadatain, sedangkan selain Islam menjadi pemikiran jahiliyah dasarnya. Syahadah adalah kalimah yang tinggi yang dijadikan sebagai kalimah tauhid dan kalimah taqwa. Gambaran kalimah tauhid ini di dalam Al-Qur'an adalah kalimah toyyibah iaitu kalimah yang teguh dan kuat. Pemikiran jahiliyah sebagai landasan dari konsep selain Islam merupakan kalimat syirik yang menjadi saingan konsep dan sistem Islam. Konsep jahili berdasarkan semangat jahiliyah seperti materialisme, kapitalisme, komunisme dan isme lainnya. Isme-isme ini tidak mempunyai kekuatan sebagai kalimah khobitsah yang lemah dan tidak kuat.

1.Dua Kalimah Syahadah

Sarahan

· Dua kalimah syahadah merupakan inti dari dienul Islam. Dasar utamanya adalah wahyu yang dalam bentuk kitab dan sunnah. Islam mengandungi ketinggian nilai yang tidak dapat dibandingkan dengan konsep, sistem dan agama lainnya.

· Pemikiran-pemikiran jahiliyah adalah inti daripada konsep dan pandangan jahiliyah. Termasuk dalam kelompok ini adalah segala bentuk isme (faham) misalnya materialisme, komunisme, kapitalisme, nasionalisme, humanisme, idealisme dan berbagai bentuk ideologi samada bersifat lokal mahupun bersifat internasional. Dasar utamanya adalah ro'yu (akal) sahaja.

Dalil

· 3:18, pernyataan Allah tentang keesaanNya menunjukkan bahawa ini merupakan inti dari seluruh ajaran Islam.

· 42:52,55, dasar Islam adalah wahyu dan bukan ra'yu.

· 53:4, Perkataan Rasulullah sebagai salah satu sumber nilai Islam bukanlah merupakan hawa nafsu melainkan juga wahyu.

· Hadits. Sabda Rasulullah kepada AbdulLah bin Amru bin Ash: "Tulislah, demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya. Tidak keluar dari lidahku ini kecuali kebenaran"

· 10:36, 53:23, orang-orang kafir mengikuti isme-isme yang berdasarkan dzan dan hawa nafsu manusia.

· 6:116, konsep demokrasi adalah hawa nafsu manusia.

2. Konsep Islam vs Jahiliyah

Sarahan

· Konsep Islam merupakan ajaran yang bersumber dari Allah yang Maha Tinggi, tanpa dicampuri oleh pemikiran manusia. Kerana Allah maha mengetahui maka Islam adalah ilmu yang dalam. Kerana Allah Maha Hidup maka Islam merupakan panduan hidup. Kerana Allah maha bijaksana, maka Islam adalah hukum-hukum yang adil dan bijaksana. Islam merupakan perwujudan sifat Allah yang membimbing dan memimpin manusia menuju kepada kebahagian yang sejati.

· Konsep orang kafir menjadikan selain Islam sebagai panduannya misalnya pandangan bukan dari Allah, Rasul dan diennNya. Mereka merupakan orang yang bodoh (jahil) terhadap kebenaran. Keingkaran mereka menunjukkan kehinaan dan kerendahan yang tidak bererti dibandingkan dengan ketinggian Allah. Konsep hidup mereka tidak boleh diikuti oleh manusia.

Dalil

· Hadits. Sabda Rasulullah saw, "Islam itu tinggi dan tiada yang melebihi ketingiannya".

· 2:120, petunjuk Allah yang sebenar-benarnya petunjuk. 10:35, Allah menunjukki kepada kebenaran selain Allah hanya menyesatkan. Maka Allah sahaja yang sesuai untuk diikuti.

· 6:115, kesempurnaan, ketepatan dan keadilan kalimah Allah . 54:5, kedalaman pengetahuan Allah. 86:13, kalimah Allah sangat tegas dan bukan permainan (56:12).

· 9:40, kalimah Allah yang tinggi sedangkan konsep orang-orang kafir itu rendah. 6:112, orang-orang kafir saling memberikan pandangan yang menipu manusia dengan hiasan kalimat-kalimat yang indah.

· 28:49-50, menolak kitabullah bererti mengikuti hawa nafsu. Lihat pula 33:72, 30:29. Konsep orang-orang zalim berdasarkan hawa nafsu dan kesesatan mereka.

3. Kalimah Taqwa vs Kesombongan Jahiliyah

Sarahan

· Kalimat taqwa. Konsep Islam yang tinggi itu merupakan sumber ketaqwaan dan kebajikan. Mengucapkannya sahaja ibadah, apalagi mempelajari, menghayati dan mengamalkannya. Hanya konsep inilah yang dapat mebentuk peribadi taqwa dan akhlak mulia.

· Kesombongan jahiliyah. Selain konsep Islam maka konsep itu adalah jahiliyah hanya berupa slogan yang menunjukkan kesombongan dan kebanggaan orang-orang yang bodoh. Tak terbukti di dalam kenyataan, hanya teori-teori kosong yang dusta. Masyarakat yang dibentuknya menjadi masyarakat yang kufur dan bergelimang dalam maksiyat.

Dalil

· 9:108, mendasari kehidupan dengan laa ilaha illa lLah diperumpamakan membangun dengan landasan taqwa.

· 2:21, 2:183, 2:178, tujuan dan penghambaan Islam adalah membentuk peribadi taqwa. Hanya dengan melaksanakan syahadatain secara murni dan hasil taqwa dapat dicapai.

· 3:133-135, contoh konsep taqwa yang disajikan oleh kitabullah. 39:3, membenarkan kitabulLah jalan menuju taqwa.

· 48:26, orang-orang kafir menanamkan kecintaan pada konsep mereka. Sedangkan Allah mewajibkan pengkajian kalimat taqwa. 43:51-54, penguasa sistem jahiliyah membanggakan kekuasaan dan kekayaan mereka untuk menipu rakyat. 40:26, penguasa berdalih stabiliti kekuasaannya menjelekkan pembawa kebenaran.

4. Kalimah Tauhid vs Kalimah Syirik

Sarahan

· Konsep tauhid. Syahadatain dengan Islam sebagai penjelasannya merupakan konsep yang mengesakan Allah. manusia dibawa pada satu tujuan dan orientasi iaitu mencari keredhaan Allah yang Maha Esa. Konsep ini mampu menyatukan manusia dari berbagai jenis suku dan bangsa, dari berbagai latar belakang budaya dalam satu ikatan aqidah tauhid yang punya satu keinginan, tegaknya kalimat Allah yang tinggi.

· Konsep syirik. Di dalam jahiliyah manusia saling memperbudak satu dengan lainnya, atau diperbudak oleh materi. Tujuan dan orientasi mereka bermacam-macam dan berbeza-beza. Kerananya mereka saling mengeksploitasi. Yang satu ingin menguasai yang lain. Jiwa dan kepribadian mereka berpisah, tiada ruh yang dapat melandasi kesatuan dan persatuan.

Dalil

· 3:103, dengan berpegang teguh kepada tauhidulLah ummat dapat bersatu. 21:92, Islam adalah ajaran tauhid yang memiliki hanya satu ummat. 49:13, konsep Islam tentang kesatuan manusia dengan menjadikan taqwa sebagai timbangan kemuliaan dan kehinaan manusia.

· 3:64, konsep di luar Islam hanya membawa kepada kemusyrikan, menghasilkan perbudakan antara manusia. 16:75-76, kehinaan ilah-ilah kaum musyrikin yang menjadi beban bagi penyembahnya. 39:29, gambaran orang yang berada di dalam konsep syirik dibandingkan dengan konsep tauhid. 59:.. kamu kira musuh Allah itu bersatu padahal mereka bercerai-berai.

5. Kalimah yang Baik vs Kalimah tak Baik

Sarahan

· Konsep yang baik. Kerana membawa kepada ketaqwaan dan persatuan maka Islam merupakan konsep yang baik. Ibarat pohon yang baik, ia akan berakar di hati manusia yang suci (fitrah), kuat dan tertunjang dalam keyakinan dan keperibadian mereka. Kalimah yang baik melahirkan manusia yang membentuk peradaban mulia dan bermanfaat di dunia. Bila tiba masanya pohon Islam akan menghasilkan buah yang lezat lagi berkhasiat.

· Konsep yang buruk. Kerana membawa kepada kekufuran dan kemaksiatan, maka jahiliyah merupakan sumber masalah bagi manusia. Ia ibarat pohon yang buruk yang telah tercabut dari akarnya, kering kontang, mudah hancur. Tidak memberikan buah kebaikan sama sekali bahkan menjadi sampah atas sumber penyakit.

Dalil

· 14:24-25, syahadatain sebagai kalimah yang baik diumpamakan Allah bagaikan pohon yang baik, akarnya tertunjang ke bumi dan batangnya menjulang ke angkasa (tertanam baik di hati manusia kerana selaras dengan fitrah). Pohon itu sentiasa memberikan buah yang baik di setiap musim kerana setiap muslim dalam berbuat baik mengharapkan redha Allah yang kekal dan pasti. Sistem tauhid ini menghasilkan manusia-manusia yang bermanfaat bagi dunia dan peradaban. Masyarakat tauhid ini tumbuh bagaikan pohon pula, lihat 48:29.

· 14:26, konsep yang buruk ibarat pohon yang buruk. Tidak tertanam dalam hati dan jiwa manusia kerana bertentangan dengan fitrah. Peribadi yang dihasilkan oleh sistem jahiliyah adalah kosong dan tidak bererti, hanya pandai bersifat lidah sahaja, berkata tetapi tidak diamalkan, lihat 2:204-205. Perumpamaan lainnya adalah kayu yang tersandar. Kelihatannya kokoh tetapi sebenarnya rapuh. Ini contoh tentang munafiqin, lihat 63:4.

6. Kukuh vs Rapuh

Sarahan

· Stabil dan kukuh merupakan sifat Islam, tidak pernah mengalami kegoncangan. Tak lapuk dek hujan dan angin, bahkan itu akan menumbuhkan pohon Islam. Sebagai kebenaran ia ibarat arus sungai yang deras, selalu teguh berterusan dan menghantam batu karang.

· Tidak seimbang dan rapuh merupakan sifat dienul jahiliyah. Ia selalu mengalami pasang surut, berubah dan berganti. Dapat lapuk ditelan masa. Sedikit sahaja mengalami goncangan ia akan hancur. Sebagai kebatilan ia ibarat buih di atas arus, akan lenyap dengan sendirinya.

Dalil

· 13:17, kekukuhan al haq dalam menghadapi tentangan bagaikan air arus yang berjalan terus. Hadith, Rasulullah mengumpamakan petunjuk yang dibawa oleh beliau seperti hujan dan air. Tergantung kesiapan tanah (jiwa manusia) untuk menerimanya.

· 14:27, konsepsi ini membawa keteguhan kepada orang-orang yang mengikutinya. Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia mahupun akhirat.

· 85:6, kemenangan aqidah adalah kemenangan hakiki yang dituju orang-orang beriman dalam perjuangan.

· 13:17, kerapuhan jahiliyah bagaikan sampah, kelihatannya banyak tetapi mengikut sahaja kemana pergi.

7. Kuat vs Lemah

Sarahan

· Kuat dan tewas, kerana teguh dan kukuh maka sebagai konsepsi Islam tidak dapat dikalahkan. Ditinjau dari sudut apa pun Islam unggul, tidak dapat ditandingi. Peradaban dan warisannya penuh prestij dan prestij kemanusiaan. Seluruh ajaran Islam memiliki kekuatan dari segi hujjah mahupun realiti. Dari itu ummat Islam harus kukuh dan kuat seperti Islam. Berizzah yang tinggi kerana prestasi yang dicapainya.

· Lemah dan selalu kalah, kerana kegoncangan dan kerapuhannya maka jahiliyah ini sangat lemah, mudah untuk dihancurkan. Tak ada daya dan kekuatannya sama sekali. Para pengikutnya menjadi orang-orang yang paling lemah, tanpa keperibadian, kecewa dan pesimis. Tanpa prestasi dan prestij sehingga tak ada harganya sama sekali.

Dalil

· 5:3, orang-orang kafir putus asa untuk mengalahkan al Islam dari segi konsep sehingga kita tak perlu takut kepada mereka.

· 37:172-173, 5:56, jaminan Allah bagi kemenangan tenteraNya iaitu yang mengikuti sistem ini dengan sesungguhnya.

· 3:137-139, fakta sejarah yang menunjukkan kekuatan kaum beriman.

· 29:41, kelemahan sistem yang dibangun oleh konsep syirik seperti sarang laba-laba. 3:12, pernyataan Allah bahawa pengikut kebatilan pasti kalah dan tempat mereka adalah neraka jahanam.

· 16:26-27, gambaran tentang cara Allah mengancurkan kebatilan secara sistematik iaitu dengan menghabiskan asasnya terlebih dahulu. Sedangkan kehinaan mereka sangat dekat waktunya kerana akan datang setelah kematian menimpa mereka.

Ringkasan Dalil

· Konsep Islam :

- Dasarnya syahadatain
- Kalimah Allah tinggi (9:40)
- Kalimah berorientasikan tauhid (112:1-3)
- Merupakan kalimah taqwa (48:26)
- Kalimah yang baik (14:24)
- Stabil (14:24)
- Kuat (5:3, 58:21, H)

· Konsep selain Islam :

- Dasarnya pemikiran jahiliyah
- Kalimah orang-orang kafir (9:40)
- Kalimah berorientasikan syirik (39:64)
- Kebanggaan jahiliyah (48:26)
- Kalimah yang buruk (14:26)
- Goncang (14:26, 16:26)
- Lemah (29:41)

5 Kiat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup (1)

5 Kiat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup (1)

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

Bismillahirrahmaanirrahiim

Suatu hal yang pasti tidak akan luput dari keseharian kita adalah yang
disebut masalah atau persoalan hidup, dimanapun, kapanpun, apapun dan
dengan siapapun, semuanya adalah potensi masalah. Namun andaikata kita cermati dengan seksama ternyata dengan persoalan yang persis sama, sikap orangpun berbeda-beda, ada yang begitu panik, goyah, kalut, stress tapi ada pula yang menghadapinya dengan begitu mantap, tenang atau bahkan malah menikmatinya.

Berarti masalah atau persoalan yang sesungguhnya bukan terletak pada
persoalannya melainkan pada sikap terhadap persoalan tersebut. Oleh
karena itu siapapun yang ingin menikmati hidup ini dengan baik, benar,
indah dan bahagia adalah mutlak harus terus-menerus meningkatkan ilmu
dan keterampilan dirinya dalam menghadapi aneka persoalan yang pasti
akan terus meningkat kuantitas dan kualitasnya seiring dengan
pertambahan umur, tuntutan, harapan, kebutuhan, cita-cita dan tanggung
jawab.

Kelalaian kita dalam menyadari pentingnya bersungguh-sungguh mencari
ilmu tentang cara menghadapi hidup ini dan kemalasan kita dalam melatih
dan mengevaluasi keterampilan kita dalam menghadapi persoalan hidup
berarti akan membuat hidup ini hanya perpindahan kesengsaraan,
penderitaan, kepahitan dan tentu saja kehinaan yang bertubi-tubi.
Na'udzubillah.

1. Siap
Siap apa ? siap menghadapi yang cocok dengan yang diinginkan dan siap
menghadapi yang tidak cocok dengan keiinginan.

Kita memang diharuskan memiliki keiinginan, cita-cita, rencana yang
benar dan wajar dalam hidup ini, bahkan kita sangat dianjurkan untuk
gigih berikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia akhirat,
semaksimal kemampuan yang ALLOH Swt, berikan kepada kita.

Namun bersamaan dengan itu kitapun harus sadar-sesadarnya bahwa kita
hanyalah makhluk yang memiliki sangat banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan
kemampuan kita.

Dan pula dalam hidup ini ternyata sering sekali atau bahkan lebih sering
terjadi sesuatu yang tidak terjangkau oleh kita, yang di luar dugaan dan
di luar kemampuan kita untuk mencegahnya, andaikata kita selalu terbenam tindakan yang salah dalam mensikapinya maka betapa terbayangkan hari-hari akan berlalu penuh kekecewaaan, penyesalan, keluh kesah, kedongkolan, hati yang galau, sungguh rugi padahal hidup ini hanya satu kali dan kejadian yang tak didugapun pasti akan terjadi lagi.

Ketahuilah kita punya rencaa, ALLOH Swt, pun punya rencana, dan yang
pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana ALLOH Swt.

Yang lebih lucu serta menarik, yaitu kita sering marah dan kecewa dengan
suatu kejadian namun setelah waktu berlalu ternyata "kejadian" tersebut
begitu menguntungkan dan membawa hikmah yang sangat besar dan sangat bermanfaat, jauh lebih baik dari apa yang diharapkan sebelumnya.

Alkisah ada dua orang kakak beradik penjual tape, yang berangkat dari
rumahnya di sebuah dusun pada pagi hari seusai shalat shubuh, di tengah
pematang sawah tiba-tiba pikulan sang kakak berderak patah, pikulan di
sebelah kiri masuk ke sawah dan yang di sebelah kanan masuk ke kolam.
Betapa kaget, sedih, kesal dan merasa sangat sial, jualan belum, untung
belum bahkan modalpun habis terbenam, dengan penuh kemurungan dan mereka kembali ke rumah. Tapi dua jam kemudian datang berita yang mengejutkan, ternyata kendaraan yang biasa ditumpangi para pedangan tape terkena musibah sehingga seluruh penumpangnya cedera bahkan diantaranya ada yang cedera berat, satu-satunya diantara kelompok pedagang yang senantiasa menggunakan angkutan tersebut yang selamat hanyalah….dirinya, yang tidak jadi berjualan karena pikulannya patah. Subhanalloh, dua jam sebelumnya patah pikulan dianggap kesialan besar, dua jam kemudian patah pikulan dianggap keberuntungan luar biasa.

Oleh karena itu "fa idzaa azamta fa tawaqqal alalloh" bulatkan tekad,
sempurnakan ikhtiar namun hati harus tetap menyerahkan segala keputusan dan kejadian terbaik kepada ALLOH Swt. Dan siapkan mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu ALLOH Swt.

ALLOH Swt, berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 216, boleh
jadi engkau tidak menyukai sesuatu padahal bagi ALLOH Swt, lebih baik
bagimu dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal buruk dalam
pandangan ALLOH Swt.

Maka jikalau dilamar seseorang, bersiaplah untuk menikah dan bersiap
pula kalau tidak jadi nikah, karena melamar kita belumlah tentu jodoh
terbaik seperti yang senantiasa diminta oleh dirinya maupun orang
tuanya.

Kalau mau mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, berjuanglah
sungguh-sungguh untuk diterima di tempat yang dicita-citakan namun
siapkan pula diri ini , andaikata ALLOH Yang Maha Tahu bakat, karekter
dan kemampuan kita sebenarnya akan menempatkan di tempat yang lebih cocok, walaupun tidak sesuai dengan rencana sebelumnya.

Melamar kerja, lamarlah dengan penuh kesungguhan, namun hati harus siap andaikata ALLOH Swt, tidak mengijinkan karena ALLOH Swt, tahu tempat jalan rizki yang lebih berkah.

Berbisnis ria, jadilah seorang profesional yang handal, namun ingat
bahwa keuntungan yang besar yang kita rindukan belumlah tentu membawa maslahat bagi dunia akhirat kita, maka bersiaplah menerima untung terbaik menurut perhitungan ALLOH Swt. Demikianlah dalam segala urusan apapun yang kita hadapi.

(Bersambung)

Bismillahirrahmaanirrahiim

2. Jangan Mempersulit Diri
Andaikata kita mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramatisir dan mempersulit diri, sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dramatisasi perasaan dan pikiran sendiri, selain tidak pada tempatnya, juga pasti membuat masalah akan menjadi besar, lebih seram, lebih dahsyat, lebih pahit, lebih gawat, lebih pilu daripada kenyataan aslinya dan tentu ujungnya akan terasa jauh lebih nelangsa, lebih repot dalam menghadapinya/menyelesaikannya.

Orang yang menghadapi masa pensiun terkadang jauh sebelumnya sudah
sengsara terbayang gaji yang kecil, pasti tidak akan mencukupi kebutuhan
padahal saat ini saja sudah pas-pasan, ditambah lagi kebutuhan anak-anak yang kian membengkak, anggaran rumah tangga plus listrik, air, cicilan rumah belum lunas, utang belum terbayar, belum lagi andaikata sakit, tak ada anggaran pengobatan, umur makin menua, fisik kian melemah, semakin panjang derita kita buat, maka semakin panik menghadapi pensiun, tentu saja sangat boleh kita memperkirakan kenyataan yang akan terjadi namun harus terkendali dengan baik jangan sampai perkiraan itu membuat putus asa dan sengsara sebelum waktunya.

Begitu banyak orang yang sudah pensiun yang ternyata tidak segawat yang diperkirakan atau bahkan jauh lebih tercukupi dan berbagahagia daripada sebleumnya, apakah Allah Swt, Yang Maha Kaya akan menjadi kikir terhadap para pensiunan atau terhadap kakek dan nenek-nenek padahal pensiun hanyalah salah satu episode hidup yang harus dijalani yang tidak mempengaruhi janji dan kasih sayang Allah Swt.

Maka dalam menghadapi persoalan apapun, jangan hanyut dan tenggelam
dalam pikiran yang salah, kita harus tenang, menguasai diri, renungkanlah janji dan jaminan pertolongan Allah Swt, dan bukanlah kita sudah sering melalui masa-masa yang sangat sulit dan ternyata bisa lolos pada akhirnya, tidak segawat yang kita perkirakan sebelumnya.

a. Yakinilah bahwa Allah Yang Maha Tahu segalanya pasti telah mengukur
ujian yang menimpa kita sesuai dengan dosis yang tepat dengan
keadaan dan kemampuan kita, karena Dia tahu persis diri kita lebih
tahu daripada diri kita sendiri (bukanlah dia sendiri yang
merancang, menciptakan dan mengurus diri kita setiap saat). Allah
Swt, tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan
kesanggupannya. Maha Suci Allah dari perbuatannya mendzolimi
hamba-hamba-Nya.

b. Yakinilah setiap kesulitan itu selalu didampingi kemudahan "karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesunggunya
sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan" ( Al Insyiroh 5,6),
sampai dua kali Allah Swt, mengutarakan janji-Nya. Tidak mungkin
dalam hidup ini terus-menerus kesulitan, karena dunia ini bukan
neraka, begitupun tidak mungkin dalam hidup ini terus-menerus
kelapangan dan kemudahan karena dunia ini bukan sorga, segalanya
pasti akan ada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan Allah
Swt.